Beranda | Artikel
Khotbah Masjid Nabawi: Memerangi Pemberontak di Yaman
Jumat, 17 April 2015

Khutbah Pertama:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ مَنَّ عَلَى عِبَادِهِ بِشَرْعٍ حَكِيْمٍ فِيْهِ نَهْيٌ وَأَمَرٌ، أَحْمَدُهُ – سُبْحَانَهُ – وَأَشْكُرُهُ عَلَى كُلِّ نِعْمَةٍ وَفَضْلٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ سَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَأَجْرَى المَاءُ فِيْ البَحْرِ وَالنَّهْرِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ قَادَ الأُمَّةَ بِعَدْلٍ وَرَحْمَةٍ وَحَزْمٍ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أُوْلِي الفَضَائِلِ وَالعَزَمِ.

أَمَّا بَعْدُ:

فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ (١١٩)

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS. At-Taubah: 119).

Ibadallah,

Umat ini telah dilalui oleh fitnah-fitnah besar. Kondisi-kondisi yang kritis. Peristiwa-peristiwa yang menuntut untuk menolong kebenaran dan membantu yang terzalimi.

Kekuatan dalam kaca mata syariat merupakan alat untuk membantu kebenaran. Bukan tujuan yang dicari secara murni. Akan tetapi jika kekuatan terpisahkan dari kebenaran, maka jadilah ia sesuatu yang berbahaya dan menghancurkan.

Allah berfirman:

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi.” (QS. Al-Anfaal: 60).

Kekuatan mengokohkan penopang-penopang Islam, menjaga agama Islam, membentengi negeri-negeri kaum muslimin dari penjarahan tangan-tangan para perampok, para pelanggar, dan para pemberontak. Dunia internasional tidak menghormati kecuali para pemilik kekuatan.

Kekuatan yang sesungguhnya berasal dari Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapi musuh dengan memhon kepada Allah; tekad, kesungguhan, dan petunjuk. Beliau berkata:

اللَّهُمَّ بِكَ أَصُولُ، وَبِكَ أَجُولُ، وَبِكَ أُقَاتِلُ

“Ya Allah, dengan-Mu aku menyerang, dengan-Mu aku melawan, dengan-Mu aku memerangi.”

Beliau juga berkata,

اللَّهُمَّ إنا نَجعلُكَ في نُحورِهم، ونعوذُ بِكَ مِنْ شُرورِهِمْ

“Ya Allah kami menjadikan-Mu di hadapan mereka, dan kami berlindung kepada-Mu dari keburukan mereka.”

Barangsiapa yang meminta kekuatan dari Allah, maka kelemahannya tidak ada artinya baginya. Tidak ada baginya kata putus asa. Allah-lah Sang Penolong. Yang menentukan tali kekang kehidupan. Dan hanya kepada-Nya lah kembali segala perkara.

Seorang mukmin dalam kondisi genting semakin kuat hubungannya dengan Rabnya. Hatinya tergantung kepada Tuhannya. Ia berlindung dengan penjagaan-Nya.

وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا

“Dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.” (QS. Al-Isroo’: 80).

Islam adalah agama kemuliaan dan kekuatan. Allah Ta’ala berfirman:

وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya). Jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Ali-Imran: 139).

Kalian yang tertinggi derajatnya dengan keimanan kalian meskipun sedikit harta kalian dan jumlah kalian. Umat ini kuat dengan sebab agamanya, akidahnya, dan para pejuangnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

المُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ المُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ

“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah.”

Kekuatan menghancurkan dan membantah serta melenyapkan kebatilan. Kebatilan ini yang menjalar ke Jazirah Arab dan Yaman negeri hikmah dan iman. Kebatilan yang dilakukan oleh sekelompok pemberontak yang tukang dusta. Kebatilan yang membodohi akal-akal (pengikut mereka). Serta mengangkat syiar kematian demi kekufuran, kematian, demi kebatilan. Kelompok ini merupakan salah satu pasukan dari kebatilan tersebut. Mereka berjalan di bawah tunggangannya. Dan menjalankan rencana-rencananya.

Tipu muslihat ini telah memperdaya rakyat dalam waktu yang lama. Akan tetapi sekarang tipu muslihat tersebut tersingkap, terbongkar, dan tersebar. Umat ini telah mengetahui makar mereka, dan bahwasanya propaganda-propaganda tersebut hanyalah sekedar bingkai dan tipuan yang menggelitik perasaan kaum muslimin dan membius mereka. Agar mudah untuk mendapatkan mangsa, baik dengan pengusiran atau dengan pembunuhan atau dengan memaksakan kebatilan berjalan di atas muka bumi dengan kekuatan besi dan api.

Topeng telah terbuka. Tirai telah tersingkap. Realita telah jelas. Nampaklah kepalsuan kebatilan dari kelompok pemberontak tersebut yang akan segera memudar dan akan menjadi debu. Pasukan nahas mereka akan menjadi bumerang dan penyesalan bagi mereka.

إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا

“Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (QS. Al-Israa’: 81).

Kekuatan dalam Islam adalah untuk mengembalikan hak yang dirampas. Untuk menanamkan keamanan dan perdamaian. Kelompok pemberontak telah merampas hak. Telah merampas negeri. Telah memaksa rakyat. Telah mengancam untuk menyerang Arab Saudi secara keselurhan. Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan perencanaan yang disokong oleh kedengkian yang terpendam. Serta negara pemilik aqidah kabatinan.

Metode kekuatan dimulai dengan pengajaran, lalu keadilan. Metode dialog yang diinginkan oleh para cendekiawan dan para pemilik niat yang baik demi untuk menjaga kepemilikan. Dan demi menjaga dari tertumpahnya darah serta menutup corong-corong fitnah. Orang-orang yang bijak di Yaman telah menempuh metode dialog bersama kelompok pemberontak. Akan tetapi kelompok ini tuli telinga mereka untuk mendengar suara kebenaran dan suara cendekia. Bahkan semakin tenggelam dalam penyimpangannya. Menodongkan senjata. Menghantam masyarakat. Berpegang demi sekte dan ras mereka. Dan menempuh jalan kejahatan. Berharap untuk bisa memecah belah dan memporak-porandakan Yaman.

Kekuatan yang hazm (tegas) –dengan karunia Allah- mengembalikan perkara kepada tempatnya. Menghadapi semua yang ingin mengobarkan fitnah dan menggoncangkan keamanan. Membuat isu kekacauan dan perpecahan, maka terwujudkanlah stabilitas di Yaman, kebahagiaan dan ketenteraman bagi rakyat Yaman. Menjaga aqidah mereka dan keimanan mereka. Agar Yaman membangun kembali kemajuan peradabannya dan masa depan putra-putra mereka. Dengan demikian Yaman tidak membenarkan siapa pun juga yang hendak mencemarkan sejarah Islam di negeri Yaman. Yang ingin menghilangkan kepribadian Arab dari Yaman. Dan menghilangkan keaslian rakyat Yaman dan keutamaan mereka.

Diantara keutamaan penduduk Yaman adalah yang diriwayatkan oleh Jubair bin Muth’im dari ayahnya berkata:

كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسِيرٍ لَهُ فَقَالَ: «يَطْلَعُ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْيَمَنِ كَأَنَّهُمُ السَّحَابُ هُمْ خِيَارُ مَنْ فِي الأَرْضِ»

“Kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan, lalu Nabi berkata, “Muncul penduduk Yaman dihadapan kalian, seakan-akan mereka adalah awan, mereka adalah orang-orang yang terbaik di atas bumi.” (HR. Ahmad).

Diantara keutamaan mereka, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

أتاكُم أهْلُ اليَمَنِ، هُمْ أرَقُّ أفْئِدَةً، وأليَنُ قلوباً، الِإيمانُ يمانٍ، والحِكْمَةُ يَمانِيَةٌ

“Datang kepada kalian penduduk Yaman, mereka adalah yang paling lembut hatinya, paling halus hatinya, keimanan di Yaman dan hikmah di Yaman.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Ini adalah pujian kepada penduduk Yaman karena cepatnya mereka menuju keimanan, dan baiknya penerimaan mereka terhadap keimanan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa untuk penduduk Yaman, beliau berkata:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا، اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا

“Ya Allah berkahilah bagi kami di negeri Syam kami, dan berkahilah bagi kami di negeri Yaman kami.” (HR Al-Bukhari).

Di antara keutamaan mereka adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

«إِنِّي لَبِعُقْرِ حَوْضِي أَذُودُ النَّاسَ لِأَهْلِ الْيَمَنِ أَضْرِبُ بِعَصَايَ حَتَّى يَرْفَضَّ عَلَيْهِمْ»

“Sungguh aku berada di telagaku. Aku mengusir orang-orang dengan memukulkan tongkatku selain penduduk Yaman, agar telagaku mengalirkan air bagi mereka.” (HR. Muslim).

Ini merupakan karomah bagi penduduk Yaman. Dimana mereka didahulukan untuk minum dari telaga Nabi. Sebagai balasan bagi mereka karena sikap mereka yang baik dan terdahulunya mereka dalam Islam, dan kaum Anshor dari Yaman, maka selain Penduduk Yaman diusir agar penduduk Yaman yang lebih dahulu minum. Sebagaimana mereka tatkala di dunia telah mengusir musuh-musuh Nabi dan hal-hal yang dibenci.

Sesungguhnya pergerakan “Ashifatul Hazm” (Badai penyerangan yang tegas) mengungkapkan cita-cita rakyat Yaman dan sebagai bentuk jawaban atas suara mereka yang meminta pertolongan. Operasi militer ini adalah badai yang kuat yang mempunyai tugas. Operasi militer ini sangat matang pengambilan kebijakannya. Dan sangat jelas tujuannya. Badai yang tegas dari kepemimpinan yang tegas. Yang tidak menerima penundaan dalam bertindak. Musuh telah menampakkan gigi taringnya. Telah jelas makarnya. Dan menampakkan kerasukannya sampai-sampai ingin (menyerang dan menguasai) Mekah dan Madinah. Maka musuh ini telah menjual akalnya, fikirannya, dan negerinya kepada negeri non Arab.

Ketegasan merupakan sifat para pemimpin yang istimewa sepanjang sejarah. Terutama tegas terhadap orang-orang yang sifatnya adalah dusta dan khianat. Dan teladan para pemimpin adalah Rasul kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang tegas dalam perintahnya untuk menghancurkan masjid dhiror yang merupakan sarang konspirasi dan permusuhan terhadap Rasul kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma berkata.

رَأَيْتُ الدُّخَانَ مِنْ مَسْجِدِ الضِّرَارِ حِيْنَ انْهَارَ

“Aku melihat asap dari masjid dhiror tatkala runtuh.”

Dan turunlah firman Allah,

وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مَسْجِدًا ضِرَارًا وَكُفْرًا وَتَفْرِيقًا بَيْنَ الْمُؤْمِنِينَ وَإِرْصَادًا لِمَنْ حَارَبَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ مِنْ قَبْلُ وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلا الْحُسْنَى وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ

“Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. mereka Sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” dan Allah menjadi saksi bahwa Sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya).” (QS. At-Taubah: 107).

Abu Bakar As-Shiddiq radhiallahu ‘anhu telah tegas memerintahkan untuk memerangi orang-orang yang murtad, beliau berkata dengan penuh ketegasan:

أَيُنْقَضُ الدِّيْنُ وَأَنَا حَيٌّ؟

“Apakah agama dibatalkan (murtad) sementara saya masih hidup.”

Adapun Al-Faaruq Umar bin Al-Khotthob radhiallahu ‘anhu, maka beliau tegas sejak awal masuk Islam. Bahkan Islamnya beliau merupakan sebuah pertolongan dari Allah untuk memuliakan Islam dan kaum muslimin. Ia adalah kepribadian yang istimewa. Ia tidak mengenal kata ragu dan bimbang!

Dan ketegasan dalam penyerangan “Ashifatul Hazm” dari pemimpin negeri ini dan pemimpin umat yaitu Salman bin Abdul Aziz. Melalui dirinya Allah menolong agama. Mengangkat suara kaum muslimin. Allah memperkuatnya dengan kebenaran dan Allah memperkuat kebenaran dengan sebabnya.

Kekuatan yang tegas dalam menghadapi orang-orang yang memerangi agama Allah dan melakukan kerusakan di atas muka bumi. Sungguh kelompok pemberontak tersebut telah memerangi Allah dengan menyebarkan bid’ah dan kesesatan, serta keraguan terhadap akidah umat ini. Mereka melakukan kerusakan dengan memberontak kepada pemimpin mereka. Membunuh jiwa. Menghilangkan nyawa. Menghancurkan masjid-masjid dan rumah-rumah. Disertai dengan tipuan yang tersembunyi di bawah propaganda kosong untuk menyebarkan racun mereka. Padahal mereka hanyalah kuda tunggangan bagi selain mereka. Bahaya mereka terhadap akidah sangatlah besar. Bahaya mereka terhadap kacaunya keamanan sangat parah.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لا تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (١١) أَلا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لا يَشْعُرُونَ

“Dan bila dikatakan kepada mereka:”Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”, mereka menjawab: “Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan.” Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS. Al-Baqarah: 11-12).

Dan kekuatan yang tegas dalam menghadapi musuh dari dalam –yaitu kaum munafik-, karena mereka berbicara atas nama Islam. Dan mereka bergerak dengan menyandang baju nasehat dan perbaikan. Mereka menghiasi perkataan mereka, padahal hakikatnya mereka adalah kapak penghancur. Lahiriah mereka seakan-akan mereka bersama negara dan rakyat. Akan tetapi batin mereka dan hati mereka bersama musuh-musuh agama. Mereka menampakkan keimanan –dengan taqiyyah- dan karena berharap bisa menguraikan ikatan tali agama dengan syubhat-syubhat mereka.

هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (٤)

“Mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?” (QS. Al-Munafiqun: 4).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَآوَانَا، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ خَالِقَنَا وَرَازِقَنَا وَمَوْلَانَا، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَفِيْعُنَا وَقُدْوَتُنَا سِرًّا وَجِهَارًا، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقَهُمْ لَيْلًا وَنَهَارًا.

أَمَّا بَعْدُ:

فَأُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهَ.

Ibadallah,

Dengan kesadaran rakyat Yaman. Juga dengan kecerdasan serta pandangan mereka. Rakyat Yaman mengerti akan pentingnya pembangunan dalam negeri dan persatuan pasukan dalam negeri. Karena inilah benteng yang kokoh dan sumber ketegaran dalam menghadapi kondisi-kondisi kritis dan tipu muslihat. Rakyat negeri yang baik tidak akan menjual loyalitasnya terhadap kepemimpinan yang syar’i. Rakyat yang baik tidak akan menjual agamanya dan negerinya.

Di antara pembangunan dalam negeri adalah tidak mendengar seruan para pembuat onar yang ingin merusak persatuan dan mentelantarkan negeri. Di antara pembangunan dalam negeri adalah menutup seluruh pintu yang bisa disusupi oleh akidah dan pemikiran yang rusak kepada masyarakat.

Yaman adalah amanah yang diembankan di leher para ulama dan para tokoh pemegang keputusan. Maka hal ini mengharuskan bangkitnya semangat para tokoh di Yaman dengan seluruh kelompoknya. Baik para pemimpin kabilah, kekuatan Islam, kekuatan negara, para wartawan, para akademisi, para tentara, dan seluruh penduduk Yaman untuk menyatukan kata dan merapatkan barisan. Meninggalkan perselisihan-perselisihan yang tidak pokok. Mengalahkan kelompok pemberontak. Agar Yaman tetap menjadi oase bagi keamanan dan ketenteraman, menjadi negeri Islam, negeri Arab, dan negeri yang stabil.

Meninggal di medan mulia dan karomah adalah kemenangan, kemuliaan, dan mati syahid. Sikap perlawanan yang berani dan kuat akan mendatangkan hasilnya dengan izin Allah, Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7).

وَاعْلَمُوْا أَنَّ خَيْرَ الحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِّ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الجَمَاعَةِ، وَمَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ.

(إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)، اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّم عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيَّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلفَائِهِ الرَاشِدِيْنَ، اَلْأَئِمَّةِ اَلْمَهْدِيِيْنَ، أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

اللَّهُمَّ أعِزَّ الإسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا البَلَدُ آمِناً مُسْتَقِرًّا وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْ عَلَيْنَا أَمْنَنَا وَإِيْمَانَنَا وَاسْتِقْرَارَنَا فِي أَوْطَانِنَا، وَآمِّنَا فِي دُوَرِنَا وَأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ لَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ كُفْ عَنَّا بَأْسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَأَنْتَ أَشَدُّ بَأْسًا وَأَشَدُّ تَنْكِيْلًا، اَللَّهُمَّ احْفَظْ هَذِهِ البِلَادَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْ هَذِهِ البِلَادَ، اَللَّهُمَّ احْفَظْ هَذِهِ البِلَادَ، آمِنَةً مُسْتَقِرَّةً وَاحْفَظْ بِلَادَ المُسْلِمِيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ اصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةَ مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضَالِّيْنَ وَلَا مُضِلِّيْنَ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ بِطَانَتَهُمْ وَابْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالمُفْسِدِيْنَ (رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ).

عِبَادَ اللهِ، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)، (وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرَ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.

Penerjemah: Abu Abdil Muhsin Firanda
Edit bahasa oleh tim KhotbahJumat.com

www.KhotbahJumat.com

Print Friendly, PDF & Email

Artikel asli: https://khotbahjumat.com/3314-khotbah-masjid-nabawi-memerangi-pemberontak-di-yaman.html